Minna san,
Disaat kondisi dalam negeri nasional tengah dirundung masalah tak berujung di bidang Korupsi seperti Misteriusnya akhir dari kasus BLBI, Mandegnya kasus Century, Molornya kasus hambalang, hingga hangatnya kasus SKK Migas, dibidang ekonomi juga tak kalah kelam seperti Ribetnya pengambilalihan perusahaan Inalum, Bangkrutnya Maskapai BUMN Merpati. Dibidang Hukum juga sama, seperti Kasus Hilangnya 250 batang Dinamit yang seolah di peti eskan , Kerusuhan di Lapas hingga penembakan anggota Polisi (jadi bingung, siapa sih yang menyetir negeri ini?
). Berbagai masalah yang hinggap di masa kepemimpian kedua Presiden SBY ini terlihat sangat menguras energi Negara untuk lebih berkutat di dalam negeri sampai porsi perhatian untuk masalah luar negeri dan geopolitik pun seolah berkurang drastis.
Pergerakan Militer AS di Nusantara
Belum lama ini Amerika serikat kembali menempatkan pasukannya di Pangkalan militer Coco Islands yang hanya berjarak 1.272 km dari Ibukota Jakarta, sebelumnya Amerika juga menempatkan pasukan marinirnya di Pangkalan Darwin yang cukup dekat dengan daratan Papua Indonesia. Aksi ini bisa jadi merupakan bagian dari Realisasi perpindahan fokus armada militer ke Asia Pasifik dengan alasan pusat ekonomi dunia kini ditangan Asia pasca bencana krisis moneter yang melanda Eropa , demi menghambat agresifitas militer China atau jangan2 bagian dari upaya ‘menekan’ negara raksasa Indonesia. Perlu di ketahui pula, jauh sebelum penempatan pasukan Amerika sebetulnya wilayah Nusantara pun telah berada dalam kepungan pangkalan-pangkalan milter Amerika serikat yang bertebaran dibanyak tempat sebagai bagian dari US command di dunia. Disudut barat Nusantara ada Pangkalan Diego Garcia (Samudra Hindia). Diutara ada Pangkalan AS di Filipina dan Timur laut ada Pangkalan Guam. Kini dengan aktifnya Darwin di Tenggara dan Coco Island di selatan, maka lengkap pula cincin militer Amerika di pasifik.
Seperti biasa, bila maksud dan tujuan keberadaan pangkalan ini ditanyakan oleh pemerintah Indonesia selalu di jawab dengan diplomatis dan normatif, seperti untuk kepentingan menghadapi bencana alam dan bagian dari kerjasa strategis militer AS terhadap kawasan. Padahal sudah jadi rahasia umum, pangkalan Amerika ini bakal digunakan untuk mematai-matai negara tertentu (baca : Indonesia), bagian dari kepentingan politis (Bargaining Power) dan bahkan bisa saja untuk menyerang bila negara tersebut dianggap merugikan kepentingan Amerika (misal : Bila Indonesia ‘mengusir’ Freeport di Papua dipastikan militer AS akan ikut campur).
Pencegahan
Semua komponen bangsa di tanah air harus tetap waspada terhadap pergerakan militer AS di sekitar nusantara, drone2 pengintai bakal makin sering hilir mudik mematai-matai Indonesia, latihan2 militer pun juga akan sering diadakan Amerika. TNI sebagai penjaga pertahanan dan keamanan Nusantara harus siap mencegah upaya2 militer Amerika yang mengganggu kedaulatan nasional. Untuk itu pemerintah dan seluruh rakyat jangan sampai terlalu asik menggeluti permasalahan di dalam negeri , masalah dari luar yang menyangkut hankam dan kedaulatan nasional wajib tetap diperhatikan. Menghadapi pangkalan AS di coco island, sebaiknya Ibukota RI segera berbenah membentuk sistem pertahanan militer yang tangguh, misal meningkatkan kekuatan Pertahanan udara TNI (Arhanud) dengan mengoperasionalkan S300, pantsyr S1, HQ-16/12, dan sejenisnya guna menghadapi ancaman penyusupan (drone) atau serangan rudal. Kemampuan radar di darat juga wajib di tingkatkan, TNI AU juga sudah wajib memiliki pesawat AEW&C, dipihak TNI AL perlu memperbesar jumlah kapal perang dan memiliki kapal induk helikopter sekelas Mistral atau Hyuga untuk menambah daya tangkal dan mempermudah pergelaran pasukan.
Ngarep TNI punya ni barang, selain bikin mupeng tetangga ,juga bisa sebagai pusat komando penanganan bencana alam.
At least, menjelang Election 2014 iklim politik dan hankam nasional akan makin menghangat, dunia mulai mengfokuskan perhatiannya pada Indonesia, apalagi Amerika dan barat yang memiliki berjuta kepentingan di tanah air. Waspadai pula Ambisi tak tercapai Amerika yang mungkin masih ingin diwujudkan lagi, yakni memiliki pangkalan militer di wilayah nusantara (Indonesia US Comand/IndoCom).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar